Jumat, 12 Agustus 2011
cycle in art???
Sabtu, 06 Agustus 2011
yang tersisa dari SLONONG BOYS
Dengan sedikit niat untuk selangkah kesebrang, dengan menyatukan niat bersama. Bersama membuat sebuah persekutuan yang melibatkan 4 pemuda dengan sedikit tujuan, dan cukup kesamaan, dan beberapa kepribadian. Persekutuan bukan berarti kecocokan yang mendalam dan kesamaan, ini menjadi sebuah perbedaan dan kejenuhan yang memuncak hingga ke ubun-ubun.
Ini adalah sebuah vakansi kepulau dewata, pulau yang banyak orang bilang pulau yang ramah, pulau yang seperti nirwana, pulau yang banyak pantainya, pulau pulau pulau lah pokoknya. 1 bulan, 2 bulan, 3 bulan, 4 bulan, ini ternyata vakansi yang cukup lama rupanya, yang bisa dinikmati sampe bosen sebosen bosenya, hingga jenuh sejenuh jenuhnya.
Menuju sesuatu yang bisa dibilang pemahaman tentang dunia yang kita jalani, dan mencapai sebuah pemikiran dan menambah pengalaman, ya, walaupun masih engak berpengalaman, tapi sebuah hasil yang didapat dengan jeripayah susah payah dan berpayah-payahan. dengan menikmati hidup yang yahud ini dan melewati beberapa ombak bahagia, sehingga terkemas sebuah cita-cita kosong yang menjadi gak kosong lagi, dan berujung disebuah ruangan yang terisi beberapa gambaran kisah dan cerita. Hasil dari sebuah kayuhan bersama, untuk satu jalan yang sama, walau entah jalan yang benar apa salah kita juga GAK TAU.
.............................................................
sebuah hasil yang mau gak mau harus mau diucapkan lumayan berhasil, menjadikan sebuah yang tidak sia sia. seorang teman yang entah darimana asalnya, yang juga sapa yang mau tau asalnya darimana, telah memberikan sebuah gambaran dan ilustrasi yang dirangkai dengan kata kata yang cukup rumit namun dinamis, tapi sedikit autis;
Mengudarai Kekasih Beroda Ganda
Ketika detik ke 37 menit pertama, bersamaan kotak musik mini milik Goldfrapp dipaparkan seorang Caravan Girl berpijak pada roda-roda tanpa polusi sedang menyentuh aspal yang keras dengan lembutnya, dengan rasanya, dan dengan ditemani udara ia menikmatinya. Seperti sebuah benda mati yang menyatu dengan irama hidup, yang akan selalu mengiringi kemanapun ia bertandang ke jalan asing dengan bertemu pengendara jenis lainnya, merasa letih dan hanya perlu mengisi lambung tanpa harus mengeluh, menyapa kuda dan burung-burung, hingga sampai pada ombak persinggahan beristirahat, semuanya berhembus menyatu bagai debur rasa kehidupan yang akan selalu berputar.
Bak roda berputar berpasangan dengan kayuhan kanan-kiri telapak kaki, sebuah perjalanan yang engkau bisa rasakan ketika hirup udara segar-segar walau panas-panas daripada misuh-misuh, lebih baik pergi keluar mengamati suara visual dari jalanan yang selalu hiruk pikuk. Seperti di dunia trending topic saat ini, penuhnya tingkatan kiri jalan trotoar pejalan kaki kini bersanding dengan sepeda sebelum motor atau mobil. Ya, baguslah mereka mencoba merubah gaya hidup yang tidak hanya bergaya saat muncul trend-nya saja, yang setelah itu lalu hancurkan sepeda menjadi uang kembali.
Kembali lagi pada manusia itu sendiri, fenomena maraknya bersepeda menjadi pembicaraan yang ‘panas’ pada awalnya, tentang bagaimana sebuah mainset trendy. Memang tidak ‘adem-ayem’ saja setelahnya, karena mulai saat itu sepeda dijadikan sebuah alat transportasi nyata ketika sisi lain seni pada sepeda seperti nominal dari mengayuh, bukan untuk menilai keberhasilan saat lomba sepeda rias atau menghitung berapa liter peluh yang terjun dari daging hidup ini; melainkan bagaimana rasa berkecamuk kau ingin olahraga di minggu pagi, balapan bersama tetangga, pergi ke pasar membantu ibu, menjadi fashionable melawan kendaraan bermotor, meluapkan emosi tanpa melempar pecah piring, mengobati kegalauan yang kaupikir butuh udara segar, hingga bertandang untuk silaturahmi di kota orang sambil bercerita tentang perjalanan panjang bersama ‘kekasih beroda ganda’.
Rasa-rasanya setelah bertumbangan para korban trend yang tidak bisa menemukan inspirasi dari sisi lain sepeda, ia hanya akan mencari jalan baru lalu membandingkannya tanpa henti, dan seterusnya. Dan seterusnya, hingga dan seterusnya sampai ia tahu bahwa tidak ada yang baru di dunia ini, semuanya hanyalah pengulangan hal lama yang dikemas menjadi baru hingga dan seterusnya, kemudian seterusnya karena bumi akan terus berputar seperti roda yang dikayuh untuk terus hidup dan berhenti ketika manusia dan sepeda bercerai talak tiga.
Salam Mengudara!
Aulia Vidyarini | http://lettersfromaulia.blogspot.com
eh, ternyata namanya adalah aulia, ternyata juga dia teman yang cukup baik, karena tidak terlalu pamrih untuk membantu, tetapi sangat congkak dan sedikit aneh.
___________________________________________________________________________